Apakah kamu tahu bahwa ada sejumlah font yang harus dihindari buat desain website? Ini daftar fontnya.
Kamu pastinya ingin membuat desain website yang bukan hanya sekadar bagus, tetapi juga bisa membuat audiens merasa nyaman.
Untuk menciptakan desain website seperti di atas, ada hal penting yang tak boleh dilupakan yakni pemilihan font.
Ada banyak font keren dan populer yang bisa dipakai, tetapi ada juga sejumlah font yang tak disarankan buat digunakan terutama untuk desain website.
Font tersebut tak disarankan buat dipakai, karena masalah keterbacaan dan juga terlalu sering dipakai sehingga bisa membuat website menjadi tidak berkesan bagi audiens.
Melansir dari Webflow.com, berikut ini daftar font yang harus dihindari buat desain website sebelum terlambat.
Font yang Harus Dihindari buat Desain Website – Canva
Apa saja font yang harus dihindari buat desain website?
Daftar font yang paling sering digunakan:
1. Impact
Impact adalah font yang sudah lama ada, dirilis pada 1965. Impact memiliki bentuk huruf bersih yang membuatnya mudah untuk dipindai.
Masalahnya adalah font itu terlalu sering dipakai dan terlihat di mana-mana. Kamu bisa menemukannya di catatan yang di lemari es kantor hingga clipart dan meme.
Mengingat kejenuhannya yang berlebihan, Impact sering terlihat kikuk dan terlalu sederhana.
Helvetica
Sebagai font yang melegenda Helvetica memang sangat netral dan tidak menganggu. Bahkan banyak merek terkenal yang memakai font ini, seperti Apple, Target, dan Panasoni.
Helvetica adalah pilihan yang bagus buat kamu yang ingin membuat Tipografi minimalis, tetapi sama seperti Impact font ini ada di mana-mana.
Jadinya, terlalu aman dan kurang unik. Lebih baik memilih font lain yang bisa membuat website yang kamu buat lebih berbeda dan fresh.
Copperplate Gothic
Copperplate Gothic tampaknya ada di seluruh situs web yang terkait dengan hukum, akuntansi, atau bidang bisnis tradisional lainnya.
Penggunaan yang berlebihan ini membuatnya sedikit klise untuk Tipografi. Copperplate Gothic juga memiliki bentuk font Serif yang kekar dan punya bobot goresan yang tebal.
Hal itu menjadikan Copperplate Gothic sulit untuk mendapatkan ukuran yang tepat. Kamu tak bisa leluasa mengatur ukuran fontnya.
Font yang Harus Dihindari buat Desain Website – Canva
Daftar font yang paling tak cocok dipakai buat desain website
Vivaldi
Saat melihat font Vivaldi kamu pasti akan merasa terpikat dengan dekorasi inky dan fantastis-nya. Sekilas memang tampak bagus buat estetika.
Namun, kamu juga wajib memperhatikan bahwa font ini punya keterbacaan yang buruk. Bukan hanya itu bentuknya juga terlalu menganggu untuk dipakai sebagai font buat desain website.
Bleeding Cowboy
Sebenarnya Bleeding Cowboy bukan merupakan font yang buruk, apalagi ada nuansa wild west yang bertemu dengan grunge. Cukup keren buat tampilannya secara visual.
Sayangnya bentuknya yang tidak rata akan sulit terbaca saat fontnya diskalakan menjadi lebih kecil. Penggunaan font ini buat website bisa merusak pengalaman pengguna.
Bleeding Cowboy juga merupakan salah satu font yang agak terlalu spesifik, membuatnya sulit untuk digabungkan di sebagian besar font lain dan juga desain.
Font yang Harus Dihindari buat Desain Website – Canva
Stencil
Font Stensil cenderung terasa sangat tebal, kecuali jika kamu mendesain website yang sesuai dengan tema huruf ini.
Sebaiknya kamu menghindari penggunaan Stencil buat desain website, alasannya tidak ada opsi untuk huruf kecil. Membuat hurufnya tak fleksibel untuk dipakai.
Nah, itulah daftar font yang harus dihindari buat desain website. Lebih baik pilih font lain yang unik tapi tetap mudah terbaca.
Comments